Jakarta, SIBER88.CO.ID//Pakar ekonomi sekaligus pengamat politik nasional, Rizal Ramli mengaku kecewa dengan upaya pemerintah Jokowi mendatangkan vaksin Sinovac dari China. Sebab, selain murah, vaksin tersebut diyakini memiliki evektivitas yang rendah.
Menurut Rizal Ramli, efektivitas vaksin Sinovac hanya berada di kisaran 50 persen. Itulah mengapa, dia berkesimpulan, senyawa tersebut tak mampu memberikan perlindungan optimal terhadap masyarakat Indonesia.
“Ada yang bilang vaksin enggak efektif. Tentu tidak efektif karena kita pakai vaksin sinovac yang kualitasnya rendah. Artinya dari 100 orang yang divaksin 50 itu efektif, 50-nya sama sekali tak efektif bisa kena lagi,” ujar Rizal dalam diskusi yang digelar PB HMI secara daring, dikutip Selasa 27 Juli 2021.
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu menyampaikan, belum lama ini vaksin Sinovac justru tidak akui dan dipakai di sejumlah bagian negara. Misalnya, Amerika, Eropa, hingga negara tetangga seperti Singapura.
Meski begitu, Rizal menegaskan, bukan berarti dirinya tidak mendukung program vaksinasni. Hanya saja, Ia menyarankan agar rakyat diberikan vaksin yang lebih baik efektivitasnya seperti Pfizer maupun Moderna.
“(Rakyat harusnya) Divaksin yang kualitasnya di atas 95-98, misalnya Pfizer Moderna dan lain-lain. Jadi bukan asal vaksin dengan kualitas yang rendah,” tuturnya.
Lebih jauh, dia menambahkan, untuk mencapai herd imunity atau kekebalan kelompok, negara hanya perlu vaksinasi 70 persen warganya. Maka, minimal 183 juta masyarakat Indonesia mendapat suntikan vaksin. Dia percaya, dengan begitu, herd immunity bisa tercipta.
Namun, di lain sisi, dia melihat negara hanya separuh-separuh dalam menyelenggarakan vaksinasi nasional. Bahkan, dia menuding pemerintahan Jokowi terlalu pelit dalam mendatangkan vaksin ke Indonesia.
“Ini gara-gara pemerintahnya pelit. Ngapain sih lu pakai Sinovac? Pelit amat ama rakyat, nyawa rakyat dijadikan perjudian!” kata dia. (red)***