Dosen UNJ yang Laporkan 2 Putra Jokowi ke KPK Dipecat Sebagai ASN?

Jakarta, SIBER88.CO.ID_Seorang dosen dari Universitas Negeri Jakarta bernama Ubedilah Badrun melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kedua putra presiden itu yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi soal Ubedilah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK.

Menurut Rocky Gerung, Ubedilah mewakiliki kegelisahan semua tentan status baru keluarga presiden.

“Dan kalau yang melaporkan itu adalah LSM atau kelompok tertentu mungkin itu dendam atau apa sinis,” ungkapnya dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa 11 Januari 2022.

Rocky menerangkan, Ubedilah adalah seorang doktor di bidang sosiologi yang paham tentang etika publik.

“Jadi, dia mengerti kenapa harus dilaporkan. Karena itu bertentangan dengan public etic yang selama ini orang duga ko ada insider trading tapi orang semacam Sri Mulyani diem,” terang Rocky.

“Dugaan itu diterangkan secara eksplist bahkan media internasional ko menteri mentri utamanya diem,” sambung dia.

Menurut Rocky, sebagai dosen Ubedialah merasa terganggu etiknya. Makanya dia mau ambil risiko.

“Jadi saya menganggap Ubed ini teman saya, teman berpikir yang tajam juga dan dia terlibat di dalam banyak peristiwa politik sejak dia jadi ketua BEM di UNJ memimpin demokrasi mahasiswa,” ujar pengamat politik ini.

“Jadi,dia paham mengapa reformasi ini akhirnya memburuk karena permainan yang disebut nepotisme tuh,” lanjutnya.

Rocky Gerung menyebut putra Presiden Jokowi ada didalam wilayah tersebut (nepotsime). Jadi, kata dia, Ubedilah hanya ingin mengingatkan kembali bahwa reformasi itu janjinya adalah hilangkan nepotisme dalam keadaan apapun.

“Apalagi sekarang ada keterbukaan informasi, orang-orang bertanya-tanya itu akumulasinya dua anak presiden dari mana, kok tiba-tiba skala yang betul-betul mencengangkan, mulai dari bisnis kuliner, tiba-tiba bermain saham, sekarang akuisisi beberapa pemain utama di pasar modal. Ini semua menimbulkan kecurigaan,” katanya.

“Jadi betul dia melakukan kritik secara metodologis dan menempuh jalur yang benar, yaitu melaporkan,” tambahnya.

Menurut dia, mestinya dosen-dosen yang lebih senior dari Ubedilah melakukan hal yang sama.

“Banyak betul dosen bodoh di universitas negeri yang gamau banyak risiko,” singgungnya

“Padahal betul-betul integritasnya terganggu. Ubed gak peduli tuh dia. Mungkin akan dipecat sebagai ASN, tapi kita mesti anggap Ubed membuka supaya orang lain paham bahwa negeri ini sedang disiksa oleh kebijakan oligarki dan masuk ke dalam nepotisme baru,” tandas Rocky.

(Siber88/Isubogor)