Pangkoarmada TNI AL Sebut Kapal Asing Boleh Eksploitasi SDA di Laut Indonesia dengan Syarat

Pangkoarmada TNI AL Sebut Kapal Asing Boleh Eksploitasi SDA di Laut Indonesia dengan Syarat

Nasional, SIBER88.CO.ID_Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I TNI Angkatan Laut (AL) Arsyad Abdullah mengungkap hasil patroli udara di wilayah Laut Natuna Utara pada Jumat, 17 September 2021.

Patroli udara dilakukan untuk mengecek kebenaran kabar beroperasinya sejumlah kapal asing dari China, Vietnam, hingga Amerika Serikat (AS) di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.

Arsyad Abdullah melaporkan, berdasarkan hasil pantuan udara, tidak ditemukan kapal asing yang mencari ikan di wilayah Indonesia.

Arsyad Abdullah hanya melihat 4 kapal asing melintas yang mana dibolehkan. “Karena ZEE adalah perairan internasional di mana merupakan hak lintas damai dari negara-negara yang akan melintas di perairan tersebut,” ucap Arsyad Abdullah Antara pada 17 September 2021.

Jika ada kapal asing yang ingin mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) di laut Indonesia, hal itu dibolehkan asalkan mengantongi izin dari pemerintah Indonesia.

“Indonesia hanya memiliki hak berdaulat di sana, jadi bukan kedaulatan. Hak berdaulat itu berarti kita memiliki hak untuk melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi,” sebut Arsyad Abdullah.

“Bagi negara lain yang ingin memanfaatkan sumber daya alam di ZEE atau di landas kontinen, dia boleh namun harus ada izin dari pemerintah Indonesia.”

Sementara jika kapal itu sekadar melintas, maka tidak diperlukan izin dari pemerintah Indonesia.

Sebelumnya, hadirnya sejumlah kapal asing di Laut Natuna Utara disampaikan oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia.

Hal itu disampaikan Bakamla dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI pada 13 September 2021

Bakamla sempat mengadukan bahwa mereka kesulitan untuk melakukan pemantauan dan sempat meminta bantuan ke TNI AU.

“Kami kerja sama dengan TNI AU untuk melakukan pemantauan udara di Laut Natuna Utara, dan Alhamdulillah mereka mendukung, tapi saat pesawat digunakan kami tidak bisa apa-apa, jadi Bakamla minta pesawat sendiri,” sebut Sekretaris Utama Bakamla Laksda S. Irawan.

Irawan mengatakan saat itu, jumlah kapal asing dari Vietnam dan China sangat banyak di Laut Natuna Utara jika dipantau langsung.

Red***