Jakarta, SIBER88.CO.ID//China menolak rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan penyelidikan tahap tentang asal usul Covid-19 yang mencakup hipotesis bahwa virus itu bisa lolos dari laboratorium China.
Awal bulan ini, WHO mengusulkan studi fase kedua tentang asal usul Covid-19 di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di kota Wuhan dan menyerukan transparansi dari pihak berwenang.
“Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal seperti itu, dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan,” kata Zeng Yixin, wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC), kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Jumat, 23 Juli 2021.
Zeng mengaku terkejut ketika pertama kali membaca rencana WHO karena mencantumkan hipotesis bahwa pelanggaran protokol laboratorium China telah menyebabkan virus bocor selama penelitian.
Kepala WHO sebelumnya mengatakan penyelidikan asal-usul pandemi COVID-19 di China terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari awal penyebaran di Wuhan.
Zeng menegaskan kembali posisi China bahwa beberapa data tidak dapat sepenuhnya dibagikan karena masalah privasi.
“Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli China dan benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus Covid-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik,” kata Zeng.
Dia menegaskan China menentang politisasi penelitian asal usul Covid-19.
Zeng, bersama dengan pejabat lain dan pakar China mendesak WHO untuk memperluas upaya penelusuran asal di luar China ke negara lain.
“Kami percaya kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin dan tidak perlu menginvestasikan lebih banyak energi dan upaya dalam hal ini,” kata Liang Wannian, pemimpin tim China di tim ahli gabungan WHO.
“Lebih banyak penelitian hewan harus dilakukan, khususnya di negara-negara dengan populasi kelelawar”, katanya.
Namun, Liang mengatakan hipotesis kebocoran laboratorium tidak dapat diabaikan sepenuhnya tetapi menyarankan bahwa jika bukti diperlukan, negara lain dapat melihat kemungkinan kebocoran dari laboratorium mereka.
Salah satu bagian penting dari teori kebocoran laboratorium berpusat pada keputusan Institut Virologi Wuhan (WIV) untuk menonaktifkan urutan gen dan basis data sampelnya pada tahun 2019.
Ketika ditanya tentang keputusan ini, Yuan Zhiming, profesor di WIV dan direktur Laboratorium Keamanan Hayati Nasional, mengatakan saat ini database hanya dibagikan secara internal karena kekhawatiran serangan dunia maya. (Red)***