Cirebon Jabar, SIBER88.CO.ID_Menindak lanjuti masalah internal Kasepuhan Keraton Cirebon agar tidak terus berlarut-larut,maka baru-baru ini Patih Sepuh Pangeran Gumelar yang dianggap mewakili para sesepuh Keraton mengambil sikap tegas,mengambil alih sementara managment pengelolaan Goa Sunyaragi Cirebon Senin(15/11/2021).
Dalam keterangan persnya Patih Sepuh mengatakan “justru dengan diambilalihnya Goa Sunyaragi oleh kami, untuk menghindari lro dan kontra yang berkepanjangan, bukan berarti menguasai dan menutup ,hal tersebut dilakukan Hanya satu hari saja,setelah itu kegiatan berlangsung normal seperti biasa, jadi tidak benar jika ada yang mengisuekan bahwa Goa Sunyaragi dalam status quo, ditutup dan disegel tanpa batas waktu yang ditentukan, buktinya hari ini sudah buka normal, bahkan kemarin hari Sabtu dan Minggu ramai sekali pengunjungnya.”
Ketika dikonfirmasi lebih jauh pangeran Gumelar sebagai tokoh yang dituakan dan diberi mandat langsung oleh Sultan Sepuh dan keluarga besar Keraton Kasepuhan tersebut diberi kewenangan sementara untuk mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan antara lain, mengoprasionalkan sementara gua Sunyaragi , menyatakan bahwa masalah Gua Sunyaragi saat ini sudah clear aman sudah tidak ada masalah lagi dan sudah berjalan normal dibuka kembali seperti sediakala, karena tempat tersebut adalah objek wisata sekaligus situs budaya,hanya satu hari saja off karena ada peralihan managment. Kemudian menyangkut tempat tersebut yang katanya akan dijadikan sebagi tempat gelar seni dan budaya, beliau mengatakan, benar dan fihak keraton sudah memberi izin penuh 3 hari kepada pihak panitia secara terrtulis, dan menjamin keamanan penyelengaraan acara tersebut.
“Tempat ini kan terbuka untuk umum, siapapun boleh menggunakan tempat ini , apalagi untuk kepentingan seni dan budaya, yang akan mengangkat marwah budaya dan kehormatan Cirebon dan Kasundaan,sudah pasti diizinkan, bahkan kami semua ikut mensuport penuh.Justru jika ada yang mengatas namakan keluarga keraton yang tidak mendukung , tolong agar datang kepada saya dg baik-baik, jangan berbicara terus di media, karenan hal tersebut tidak sesuai dengan adat tradisi keraton, yang mengutamakan musyawarah,keterbukaan dan kekeluargaan. Tidak malah menjadikan image seolah-olah keraton itu gaduh, keruh dan kisruh di hadapan publik Padahal tidak demikian adanya. Hal tersebut sangat memalukan kami sebagi keluarga besar Keraton,”lanjutnya(15/11/2021).
“Ibarat menepuk air di dulang, memercik muka sendiri karena sebagaimana pernah dikatakan pak Anton Charliyan tokoh budaya Jabar, bahwa keluarga keraton merupakan panutan, publik figur masyarakat sehingga saya harap semua keluarga bisa bersikap lebih dewasa, bahkan harus mampu menjadi contoh bagi masyarakat, karena keluarga besar keratonlah yang seharusnya menjadi etalase dalam rangka membangun jiwa gotong royong sebagai akar budaya bangsa, yang diwujudkan dalam bentuk kerukunan , soliditas dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Jangan sampai malah sebaliknya, ketika berbicara Keraton malah yang nyaring terdengar itu lerpecahan, kegaduhan dan carut marutnya saja,”masih menurtnya
Selaras dengan pernyataan Patih Sepuh dan Abah Anton, dari ketua Projo Jabar joni Suherman, ketua Laskar Siliwangi Cirebon Silvy, panglima lasykar Agung macan Ali Cirebon Prabu Diaz, Sesepuh Paguron Pajajaran Pusat Uyut Sani Wijaya, sepakat mendukung digelarnya festival seni dan budaya di Goa Sunyaragi Cirebon tersebut. Apalagi surat rekomendasi dari satgas Covid Kabupaten sudah dikeluarkan dan dukungan dari Pemda pun sangat responsif bahkan jika di Keraton tidak bisa di Pemdapun siap memfasilitasi. Kami harap dari pihak TNI-Polripun ikut sama-sama mendukung acara ini,”harap Pangeran Gumelar.
“Dan untuk masalah internal Keraton Insya Allah sedang kami bereskan , tidak akan lagi dikaitkan dengan penyelenggaraan gelar budaya tersebut,masa orang lain aja yang dari luar keraton mendukung penuh , di keraton sendiri bikin kisruh….kan malu,”pungkas Patih Sepuh.
Dengan adanya gelar seni dan budaya , otomatis akan mengangkat seni tradisi Kasundaan dan Kacirebonan serta akan menjadi daya tarik tersendiri dalam peningkatan aspek lariwisata daerah, baik secara nasional maupun nnternational,karena yang akan diundang adalah para raja dan Sultan se-nusantara, sehingga sangat tepat jika tempatnya pun di complek keraton.
Selain itu diundang pula para pengusaha travel dan transportasi serta perwakilan-perwakilan negara asing yang ada di Indonesia, yang tentu saja akan berdampak pada ekonomi kerakyatan masyarakat di kota Cirebon dan Jawa barat secara keseluruhan. (red)