Indramayu Jabar, SIBER88.CO.ID// pemerintah sedang melaksanakan program-program kebijakan pro rakyat,baik sebelum pandemi covid-19 maupun sampai sekarang di masa pandemi. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam hal menyejahterakan masyarakatnya,baik berbentuk bansos berupa uang tunai maupun bentuk rutilahu(rumah tidak layak huni),dll. Dalam pelaksanaan program-program tersebut ada yang mengena ke sasaran dan ada juga yang tidak mengena.
Terkait hal itu, ada seorang kakek hidup sebatang kara yang belum tersentuh oleh salahsatu program tersebut. Nama sang kakek bernama Raskam(70) hidupnya sebatang kara setelah ditinggal istrinya(meninggal) dan tanpa memiliki anak keturunanya.
Keseharianya ia mencari rumput untuk kambing peliharaan yang diberikan oleh orang lain dengan sistim bagi hasil(maro) dan untuk makan sehari-hari ia mengandalkan pemberian dari keponakan juga para tetangga.
“Saya belum pernah mendapatkan program bansos atau rutilahu,pernah juga sekali mendapat beras 5 kg itu pun dari bansos bagi yang terdampak covid-19 pada tahun kemarin,”ucap Raskam dengan nada bingung(26/7/2021).
Masih menurut Raskam, rumahnya pernah difoto oleh pamong desa beberapa tahun yang silam,tetapi sampai saat ini belum ada realisasi dalam bentuk apapun.
Ditempat yang sama,Narsita ketua RT 33 yang juga adik kandung kakek Raskam mengatakan kalau dirinya sering mengadukan atau mengajukan ke pemerintah desa agar rumah kakaknya dapat bantuan perehaban rutilahu atau program apa saja dari pemerintah.
“Sampai detik ini belum ada bantuan apa-apa, saya kasihan melihat kondisi rumah dan kebutuhan keseharianya,”ujar ketua RT 33 kepada awak media SIBER88.CO.ID ketika menyambangi kakek tersebut.
“Banyak para tetangga yang ngomong hayu dipugar secara gotong royong(swadaya warga setempat),namun sang kakek menolak dengan halus,alasanya karena tidak punya apa-apa untuk penyajian makan dan minum bagi para pekerja(relawan),kalau dari pemerintah lewat program rutilahukan sudah dianggarkan untuk membayar para pekerjanya(tukang bangunan),”papar RT 33.
Awak media ini menyelusuri bagian dalam rumah dan luar rumah kakek Raskam,hasilnya sangat memprihatinkan bagi yang melihatnya. Bagian atas sudah lapuk dimakan usia dan banyak genteng yang retak jika musim hujan maka lantai yang beralaskan tanah tersebut akan menjadi becek. Disamping itu di luar rumah pun awak media ini melihat pemandangan rumah yang hampir roboh, bagian dinding belakang yang terbuat dari pagar bambu sudah ditopang dengan bambu agar tidak roboh dan MCK yang jauh dari kata layak ada di belakang rumah si kakek hanya dengan berdindingkan terpal usang saja.
“Kami sangat berharap kepada pemerintah baik desa,kecamatan,kabupaten,pemprov dan pemerintah pusat sudi kiranya segera memperhatikan keadaan rumah kakek Raskam dan kebutuhan hidup keseharianya,”pinta ketua RT 33 penuh harap sambil menutup perbincanganya.
Kakek Raskam tinggal di lingkungan RT. 33/RW. 07 desa Jayalaksana,kecamatan Kedokanbunder,kabupaten Indramayu Jawa Barat. (epul/B.Zaman)