Digitalisasi Pilwu di Kabupaten Indramayu Tuai Ragam Pendapat Masyarakat

Indramayu Jabar, SIBER88.CO.ID_ Untuk pertama kalinya, proses demokrasi tingkat desa(pemilahan Kuwu serentak tahun 2025) di wilayah Kabupaten Indramayu akan menerapkan sistem digitalisasi dalam pemungutan suara menggantikan model manual yang selama puluhan tahun digunakan.

Kebijakan ini mendapat sambutan beragam dari masyarakat. Sebagian pihak menilai digitalisasi adalah langkah maju dalam modernisasi demokrasi desa, namun tidak sedikit pula yang meragukan kesiapan infrastruktur maupun keamanan sistem yang digunakan.

Bupati Indramayu dalam keterangan resminya menyatakan bahwa digitalisasi Pilwu 2025 merupakan upaya mewujudkan proses pemilihan yang lebih efisien, transparan dan akuntabel. Dengan sistem digital, diharapkan potensi kecurangan seperti manipulasi suara dan keterlambatan hasil bisa diminimalisir.

“Ini adalah sejarah baru demokrasi desa di Indramayu. Kami ingin memberikan jaminan bahwa suara rakyat benar-benar dihitung secara cepat, aman dan transparan,” kata Bupati Indramayu, Lucky Hakim.

Namun, penerapan sistem digital tidak lepas dari kontroversi. Sejumlah kalangan mempertanyakan kesiapan teknis dan literasi digital masyarakat desa, mengingat sebagian besar pemilih berasal dari kalangan petani dan nelayan, ada kekhawatiran jika sistem digital justru menyulitkan mereka yang kurang terbiasa dengan teknologi.

Selain itu, isu mengenai keamanan data dan potensi peretasan (hacking) juga mencuat. Pengamat politik lokal menilai, digitalisasi Pilwu harus diiringi dengan sistem pengawasan berlapis agar tidak menimbulkan kecurigaan publik.

Beberapa warga desa menyambut baik inovasi ini karena dianggap mempercepat proses pemilihan.

“Kalau digital, hasilnya cepat keluar, jadi tidak ada kecurigaan lagi,” kata Wahyudi, salah seorang warga kabupaten Indramayu,Senin(15/9/2025).

Namun, warga lain merasa khawatir. “Kalau listrik mati atau jaringan internet bermasalah, bagaimana nasib suara kami? Jangan sampai suara rakyat hilang karena sistem,” tukas Sumiati, warga desa lainnya.

Pemkab Indramayu memastikan bahwa uji coba sistem sudah dilakukan di sejumlah desa dan berjalan lancar. Meski demikian, publik masih menanti bukti nyata apakah digitalisasi benar-benar membawa sejarah baru atau justru melahirkan masalah baru dalam praktik demokrasi tingkat desa.

Pilwu 2025 di Indramayu diperkirakan akan menjadi barometer nasional bagi digitalisasi pemilu desa. Apapun hasilnya, Pilwu digital ini akan menjadi sorotan, bukan hanya di Indramayu, tetapi juga di seluruh Indonesia.