Jakarta, SIBER88.CO.ID – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyiapkan sebuah langkah transformatif untuk mengatasi “krisis pembelajaran” yang lama membayangi dunia pendidikan Indonesia. Melalui sebuah “Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam” yang dirilis pada Februari 2025, pemerintah mengusulkan sebuah pendekatan baru yang berpotensi mengubah cara siswa belajar dan guru mengajar secara fundamental.
Pendekatan yang disebut Pembelajaran Mendalam (PM) ini dirancang untuk menggeser fokus pendidikan dari sekadar hafalan dan penguasaan materi menuju pemahaman yang otentik, bermakna, dan relevan dengan tantangan dunia nyata.
“Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, penerapan pengetahuan dalam konteks dunia nyata, serta pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan,” tulis Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., dalam kata pengantar naskah tersebut.
Langkah ini diambil sebagai jawaban atas berbagai tantangan, termasuk rendahnya skor literasi dan numerasi siswa Indonesia dalam hasil PISA dan fenomena “bersekolah tetapi tidak belajar” yang membuat kualitas pendidikan nasional sulit meningkat.
Apa Sebenarnya Pembelajaran Mendalam?
Penting untuk dicatat, Pembelajaran Mendalam (PM) bukanlah kurikulum baru, melainkan sebuah pendekatan atau fondasi dalam proses belajar-mengajar. Tujuannya adalah menciptakan suasana belajar yang memuliakan siswa melalui tiga prinsip utama:
- Berkesadaran (Mindful): Siswa diajak untuk hadir secara penuh, sadar akan tujuan, dan aktif dalam proses belajarnya.
- Bermakna (Meaningful): Materi pelajaran dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata, minat siswa, serta isu-isu lokal dan global.
- Menggembirakan (Joyful): Proses belajar dirancang agar bebas dari tekanan berlebih, penuh antusiasme, dan memotivasi rasa ingin tahu siswa.
Secara holistik, pendekatan ini mengintegrasikan “olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik)”.
Perubahan Besar: Profil Lulusan Gantikan Profil Pelajar Pancasila
Salah satu rekomendasi paling signifikan dalam naskah ini adalah perubahan dari Profil Pelajar Pancasila dengan 6 dimensi menjadi Profil Lulusan dengan 8 dimensi kompetensi. Kedelapan dimensi yang diusulkan adalah:
- Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
- Kewargaan
- Penalaran Kritis
- Kreativitas
- Kolaborasi
- Kemandirian
- Kesehatan
- Komunikasi
Penambahan dimensi Kesehatan dan Komunikasi secara eksplisit menunjukkan fokus baru pada kesejahteraan lahir dan batin siswa (well-being) serta kemampuan berinteraksi yang efektif sebagai kunci sukses di masa depan.
Angin Segar bagi Para Guru
Naskah akademik ini juga menyoroti beban berat yang selama ini dipikul para guru, terutama terkait tugas-tugas administratif. Untuk mendukung penerapan PM, ada beberapa rekomendasi penting bagi guru:
Menyongsong Indonesia Emas 2045
Penyusunan naskah ini didasari urgensi untuk mempersiapkan generasi muda menyongsong Bonus Demografi 2035 dan visi Indonesia Emas 2045. Melanjutkan praktik pembelajaran yang ada saat ini dinilai akan menyulitkan Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara signifikan.
Dengan fondasi Pembelajaran Mendalam, diharapkan lulusan sistem pendidikan nasional tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga menjadi individu yang mandiri, kreatif, berdaya tahan tinggi, dan mampu berkolaborasi untuk memecahkan masalah kompleks. Implementasi pendekatan ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan sosialisasi, uji coba terbatas, evaluasi, sebelum akhirnya diterapkan secara luas.
Sumber: Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam (Menuju Pendidikan Bermutu Untuk Semua), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Februari 2025.