Kepanikan di Bulan Desember 2021: Potensi Tsunami Selat Sunda, Erupsi Gunung Semeru, dan Ancaman Cuaca Ekstrem

Jakarta, SIBER88.CO.ID_Rasa was-was dan kepanikan telah terjadi di awal Desember 2021, yang dimulai dengan informasi Potensi Tsunami Selat Sunda, Erupsi Gunung Semeru hingga ancaman cuaca ekstrem.

Di awal Desember 2021, rasa was-was muncul dengan adanya informasi Potensi Tsunami Selat Sunda yang diikuti kepanikan warga akibat Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, hingga ancaman cuaca ekstrem yang disebabkan siklon tropis.

Berikut berbagai keajdian di awal Desember 2021 yang menimbulkan rasa was-was dan kepanikan dari Potensi Tsunami Selat Sunda, Erupsi Gunung Semeru, hingga ancaman cuaca ekstrem.

Baru memasuki Desember 2021, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan adanya potensi tsunami Selat Sunda setinggi 8 meter, yang disampaikannya pada rapat kerja (raker) pemerintah dengan Komisi V DPR RI.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap Potensi Tsunami Selat Sunda setinggi 8 meter, berikut dengan wilayah yang masuk dalam zona rawan.

Salah satu wilayah zona rawan dalam Potensi Tsunami Selat Sunda setinggi 8 meter yang disampaikannya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut Kota Cilegon dan tempat wisata yang berada di tepi Selat Sunda.

– Erupsi Gunung Semeru

Kejadian Erupsi Gunung Semeru berlangsung pada Sabtu, 4 Desember 2021. Dalam kejadian itu, total 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

Sementara, sebanyak 41 orang yang mengalami luka-luka, khususnya luka bakar, telah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Penanggal dan ribuan orang mengungsi.

– Cuaca Ekstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normalatau cuaca ekstrem.

Meski Siklon Tropis Teratai di Samudra Hindia barat daya Lampung yang terbentuk tanggal 1 Desember 2021 telah dinyatakan punah pada tanggal 2 Desember 2021 pukul 01.00 WIB, cuaca ekstrem diprediksi masih akan menghantam sebagian besar wilayah Indonesia hingga 9 Desember mendatang.

Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada periode musim hujan ini, maka kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan.

Berdasarkan hasil analisis terkini, dalam sepekan kedepan diidentifikasi terjadi peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem secara umum di sebagian besar wilayah Indonesia.

Sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia, sehingga dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia menjadi tidak signifikan. Meskipun begitu, dampak terhadap potensi gelombang tinggi 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea) masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan.

Dengan semakin menjauhnya sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W dari wilayah Indonesiamaka kondisi tersebut membuka peluang terhadap peningkatan fenomena dinamika atmosfer lainnya.

Fenomena itu adlaah meningkatnya aliran massa udara yang cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia.

Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat menimbulkan kejadian curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.

Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan sebagainya.

Itulah kepanikan di Bulan Desember 2021, dari potensi tsunami Sleat SUnda, erupsi Gunung Semeru hingga ancaman cuaca ekstrem.(red)