Kasikin Sang Pemburu Bronjong dari Desa Suka Makmur Cilacap

Cilacap Jateng, SIBER88.CO.ID_ Di tengah gersangnya ladang dan kerasnya bebatuan, ada satu nama yang tak asing lagi bagi warga Desa Suka Makmur, ia adalah Kasikin.

Kasikin bukan seorang prajurit gagah atau penjelajah samudra, Kasikin adalah seorang pencari jejak bronjong yang tak pernah lelah, bahkan di bawah terik matahari yang paling menyengat sekalipun. Kisahnya adalah tentang ketekunan, dedikasi dan pertempuran abadi melawan “trik” sang surya.

Bagi yang belum tahu, bronjong adalah keranjang kawat berisi batu yang digunakan untuk mencegah erosi, memperkuat tebing sungai, atau membangun bendungan kecil.

Di daerah pedesaan seperti Suka Makmur, bronjong adalah tulang punggung infrastruktur pengairan dan pertanian, namun, bronjong-bronjong ini tak jarang “menghilang” atau rusak akibat aliran air yang deras, pergeseran tanah, atau bahkan ulah tangan-tangan jahil. Di sinilah peran Kasikin menjadi krusial.

Setiap pagi, bahkan sebelum ayam jago berkokok, Kasikin sudah bergegas dari rumahnya. Lengannya memegang alat sederhana yaitu tongkat kayu kokoh dan seutas tali. Helm ala kadarnya melindungi kepalanya dari sengatan matahari dan senyum tipis selalu terukir di wajahnya.

Misinya adalah menyusuri sungai-sungai kecil, parit-parit irigasi dan lereng-lereng curam untuk memastikan setiap bronjong berada di tempatnya, berfungsi sebagaimana mestinya.

“Matahari itu punya banyak trik,” ujar Kasikin sambil tertawa kecil, mengusap keringat di dahinya pada Minggu(19/7/2025).

“Kadang dia sembunyi di balik awan sebentar, lalu tiba-tiba muncul lagi dengan sinarnya yang paling galak. Atau kadang, dia pura-pura mau terbenam padahal masih jam tiga sore, tapi saya tidak akan menyerah. Bronjong-bronjong ini adalah nyawa desa kita,” lanjut Kasikin.

Kata-kata Kasikin bukan isapan jempol. Para petani mengakui bahwa berkat kegigihan Kasikin dalam memelihara bronjong, pasokan air ke sawah mereka tetap stabil dan risiko banjir bandang jauh berkurang.

“Kasikin itu pahlawan tanpa tanda jasa,” tutur Pak Kadir, seorang petani senior di desa itu.

“Dia tidak pernah mengeluh, padahal kerjanya berat sekali. Kami sangat terbantu,” ungkapnya.

Terik mentari memang musuh utama Kasikin. Panas yang menyengat seringkali membuat kulitnya gosong, tenggorokannya kering dan energinya terkuras, namun, semangatnya tak pernah padam.

Baginya, setiap bronjong yang ditemukan dan diperbaiki adalah kemenangan kecil atas alam dan tantangan. Ia tahu bahwa di balik setiap tetes keringatnya, ada keberlanjutan hidup dan kemakmuran bagi desanya.

Kisah Kasikin adalah pengingat bahwa pahlawan sejati tak selalu mengenakan jubah atau memiliki kekuatan super. Terkadang, mereka adalah individu-individu biasa yang dengan tekun dan ikhlas mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan bersama, bahkan di bawah terik matahari yang tak pernah lelah mengirimkan “trik-trik” nya.

Selama matahari terus bersinar, Kasikin akan terus menjadi pemburu bronjong yang gigih, memastikan setiap sudut desa Suka Makmur tetap terjaga.

Penulis: Cecep SEditor: Badruzzaman