Cilacap Jateng,SIBER88.CO.ID _ Walau terkadang mendapat kecaman dari beberapa pihak, terutama pecinta lingkungan, akibat dianggap merusak lingkungan, namun usaha penambangan pasir tetaplah sebuah usaha yang menjanjikan.
Setidaknya bagi mereka yang sehari-hari menjadikan usaha ini sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Senin. (14/06/2021).
Bagaimana tidak, dengan menambang pasir sungai, para pengusaha mampu meraih omzet Rp 2,5 juta hingga Rp 5,4 juta per Bulan. Begitupun para pekerja, mampu menerima upah antara Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu per hari, tergantung banyaknya jumlah pasir yang mereka peroleh. Pendapatan yang sebegitu, tentu jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa jenis usaha lain.
Beberapa pengusaha penambangan pasir di Sungai Citanduy, Wawan Suwandi menuturkan, usaha yang mereka lakukan ini memang seringkali mendapat sorotan dari elemen masyarakat maupun lembaga swadaya masyarakat.
Namun, karena usaha ini merupakan usaha satu-satunya yang bisa memberikan penghidupan, mereka terkadang mengacuhkannya begitu saja.
“Dari sinilah kami menghidupi keluarga. Kami akui, dengan usaha ini, kami mampu memperoleh keuntungan sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta lebih per bulan dan bukan kami saja yang bergantung kepada usaha ini, puluhan pekerja pun hidup dari bisnis ini.
Bila mereka rajin dan kuat, sehari mereka mampu memperoleh upah antara Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu. Belum lagi supir dan kernet truk pengangkut pasir yang minimal berpenghasilan Rp 100 ribu sehari,” jelas Wawan.
Dikatakannya, usaha penambangan pasir ini amat potensial. Mengingat kebutuhan masyarakat maupun pemerintah akan pasir cukup tinggi, terutama sebagai bahan baku bangunan rumah, gedung dan sebagainya.
Dikatakannya, saat ini harga satu kubik pasir di sini Rp 350 ribu. Setiap hari para pekerja mampu mengeruk dan mengumpulkan pasir sekitar 20 sampai 25 kubik.
“Rata-rata per harinya kami mampu menjual 5 sampai 10 kubik, bahkan jika musim proyek bisa mencapai belasan kubik sehari. Dengan potensi yang begitu besar, tidak mungkin kami mau beralih usaha begitu saja. Yang penting, kita mengurus izin penambangan bahan galian C. Dan pasir yang kita ambil pun berasal dari dasar sungai yang bukan kepunyaan siapa-siapa kecuali Negara dan tidak menyebabkan lingkungan menjadi rusak,” ucapnya.
Para penambang pasir pun menyampaikan hal yang sama. Menurut Handy Priyatno dengan bekerja sebagai penambang pasir setiap hari, mereka mampu memberikan nafkah dan menyekolahkan anak-anak mereka.
Pendapatan mereka, jika cuaca bersahabat, melebihi pendapatan jika mereka bekerja sebagai nelayan tradisional, buruh bangunan ataupun buruh pabrik. Makanya mereka tidak pernah lagi berpikir untuk mencari usaha lainnya, setelah menikmati jerih payah sebagai pekerja penambang pasir. (PURWANTI).