Strategi Bangsa Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Dan Pasca Pandemi Covid -19

Jember Jatim,Siber88.co.id _ Revolusi Industri 4.0 merupakan proses perubahan pada berbagai sektor kehidupan dengan penggunaan gabungan antara teknologi digital dan internet sehingga lebih cepat dari sebelumnya.

Meninjau dari J@ti Undip: Jurnal Tekni Industri karya Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Istilah industri 4.0 berasal dari ide revolusi keempat. Menurut European Parlianmentary Research Service dalam Davies (2015), Revolusi industri terjadi empat kali. Yang pertama terjadi saat ditemukan mesin uap dan mesin – mesin yang menggantikan pekerjaan manusia pada tahun 1784 di Inggris. Revolusi kedua terjadi pada abad ke-19, saat itu mesin – mesin produksi tenaga listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Revolusi ketiga ditandai dengan penggunaan komputer untuk otomasi manufaktur pada tahun 1970. Saat ini berkembang pesat teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data menghasilkan gagasan untuk mengimplementasikan teknologi itu pada bidang industri. Hal inilah yang menunjukkan sedang terjadi revolusi keempat yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0. Istilah Industri 4.0 secara resmi lahir ketika diadakan Hannover Fair tahun 2011 di Jerman.
Industri 4.0 memberikan peluang manfaat yang sangat besar. Manfaat industri 4.0 adalah mengenai perbaikan kecepatan fleksibilitas produksi, peningkatan layanan kepada masyarakat, dan peningkatan pendapatan. Kehadiran revolusi industri 4.0 juga menghasilkan peningkatan perkembangan teknologi yang berpengaruh besar bagi kehidupan manusia seperti kecerdasan buatan, perdagangan digital (e-commerce), data raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot. Terlaksananya manfaat ini akan menghasilkan dampak positif bagi perekonomian suatu negara
Peluang kemanfaatan Industri 4.0 tidak mudah dicapai. Terdapat berbagai tantangan yang perlu dilalui dan diperhatikan. Ketika menerapkan industri 4.0 berpotensi membuat resistensi terhadap perubahan aspek sosial dan demografi, keterbatasan sumber daya alam, ketidakstabilan kondisi politik, risiko bencana alam dan tuntutan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan. Hal ini berdasarkan pendapat Drath dan Horch (2014). Secara umum terdapat lima tantangan yang akan dihadapi dalam industri 4.0 menurut Zhou dkk (2015), yakni aspek teknologi, ekonomi, sosial, politik dan pengetahuan. Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, perlu adanya usaha yang besar, strategis dan terencana dari sisi pemerintah, kalangan akademisi dan praktisi. Keterlibatan akademisi sangat penting untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam mewujudkan Industri 4.0.
Dilansir dari Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain karya Farid Abdullah, Sebagai bentuk perwujudan strategi itu Presiden Joko Widodo mengeluarkan Making Indonesia 4.0 pada 4 April 2018 sebagai road map (peta jalan) dan strategi dalam memasuki era digital. Dalam penyusunan peta jalan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, asosiasi industri, pelaku usaha, penyedia teknologi, maupun lembaga riset, dan pendidikan. Strategi Making Indonesia 4.0 pemerintah akan fokus pada lima teknologi utama, yaitu internet of things, artificial intelligence, human-machine interface, teknologi robotik dan sensor, dan teknologi 3D printing. Kelima teknologi ini berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia sehingga berdaya saing internasional. Meninjau dari Info Singkat karya Venti Eka Satya, strategi lain juga dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dengan empat langkah. Pertama, mendorong angkatan kerja indonesia untuk meningkatkan kemampuan dalam teknologi internet of things. Kedua, memanfaatkan teknologi digital untuk mengacu produktivitas dan daya saing IKM. Ketiga, memanfaatkan teknologi digital yang lebih optimal dalam Perindustrian nasional. Keempat, mendorong inovasi teknologi melalui start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu di awal tahun 2020 Indonesia mendapat cobaan karena dilanda pandemi covid-19. Tanpa kita sadari pandemi ini sudah berlangsung selama lebih dari setahun lamanya. Adanya pandemi ini tentu memberikan begitu banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan pandemi ini juga mengganggu bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi sehingga tidak bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Dilansir dari INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Globel karya Saleha Mufida dkk. Akibat pandemi covid-19 dalam bidang ekonomi indonesia ialah menyebabkan 1.174 hotel dan restoran tutup per 1 April 2020 sehingga banyak karyawan yang dirumahkan, kemudian terjadi penurunan yang tidak sedikit pada impor bahan baku dan barang modal berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Seorang Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (indef), Bhima Yudhistira memproyeksikan indonesia berpotensi kehilangan Rp 127 triliun seiring dengan prospek ekonomi yang semakin tertekan.
Ditinjau dari Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo karya Daud Nawir dkk. Untuk menghadapi keterpurukan ekonomi pasca pandemi covid-19 pemerintah membuat beberapa strategi. Pertama, mengurangi beban biaya dalam kendali pemerintah, seperti tarif dasar listrik, BBM, dan air bersih. Kedua, melakukan relaksasi Pajak Penghasilan baik pekerja industri manufaktur ataupun pajak badan untuk industri manufaktur. Ketiga menjaga data beli masyarakat agar aktivitas ekonomi tetap berjalan dengan memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan dan PHK. Selain itu strategi yang bisa dilakukan dengan pemanfaatan revolusi industri 4.0 yakni, pemanfaatan e-commerce untuk UMKM. Dalam bidang pendidikan juga menggunakan bantuan internet, seperti pada proses pembelajaran daring.
Dari strategi dan pembahasan di atas tentu dapat terlihat bahwa revolusi industri 4.0 memberikan begitu banyak manfaat dalam implementasinya. Dalam menghadapi pasca pandemi covid-19 strategi pemerintah juga menggunakan produk dari revolusi industri 4.0. dengan ini adanya revolusi industri 4.0 dapat memberikan perubahan di berbagai sektor serta menberikan manfaat yang sangat besar jika dikelola dan dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah dan segala pemangku kepentingan termasuk masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Farid. 2019. “Fenomena Digital Era Revolusi Industri 4.0”. Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain. 4(1), 47-58
Mufida, Saleha dkk. 2020. “Strategi Pemerintah Indonesia dalam Menangani Wabah Covid-19 dari Perspektif Ekonomi”. INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global. 1(2), 122-130
Nawir, Daud dkk. 2020. “Advokasi Strategi Pemulihan Pasca Covid-19 di Kabupaten Tana Tindung”. JPMB (Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo). 4(2), 113-122
Prasetyo, Hoedi dan Wahyudi Sutopo. 2018. “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset”. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri. 13(1), 17-26
Satya, Venti Eka. 2018. “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0”. Info Singkat. 10(9), 20-24.

Dosen Pengampu :
Maki Zaenudin Subarkah S.Pi., M.Psi.T

Disusun Oleh :
Tri Apriliana Dewi (4358)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *